Tuesday, January 10, 2012

Be An Orange

Posted by Tia Roozanty at 5:23 AM
Awalnya pada suatu foto salah satu page islami di facebook berjudul "be an orange". Penasaran ku buka ternyata bertuliskan hadist berbahasa inggris. Ku terjemahkan lalu ku cari di google. Apa maksud dari hadist tersebut, yang menurutku unik karena Rosulullah membuat suatu perumpamaan. Tambah penasaran dan tidak puas dengan yang ku temukan akhirnya ku bertanya pada seorang ustadz yang ku kenal di facebook.

Alhamdulillah inilah hasil rangkumannya, yuk dibaca...

Allah SWT telah memberikan banyak kekhususan kepada Rasulullah SAW, diantaranya adalah beliau telah diberikan jawami' al-Kalim, terkadang keluar dari mulutnya yang mulia kalimat singkat namum Allah SWT berikan pengertian yang amat luas dan penuh makna. Atau ada banyak hadits dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan, namun memiliki pengertian yang amat dalam dan luas pula maknanya.

Hadist yang diriwayatkan oleh Anas Radhiallahu 'anhu ini menerangkan keutamaan membaca Al-Quran. Bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,

"Perumpamaan orang beriman (mukmin) yang membaca Al-Qur'an seperti perumpamaan buah utrujah (sejenis jeruk) yaitu buah yang berbau harum dan enak rasanya.
Perumpamaan orang beriman (mukmin) yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti perumpamaan buah tamar (kurma kering), rasanya manis tetapi tidak ada baunya.
Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an adalah seperti tumbuhan raihanah (kemangi) yang berbau harum tapi pahit rasanya.
Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah hanzhala (timun pahit) yaitu buah yang pahit rasanya dan tidak ada baunya.
Perumpamaan mendampingi orang yang salih adalah seperti mendampingi pemilik minyak wangi, sekalipun engkau tidak terkena minyaknya engkau tetap mendapat harumnya. Perumpamaan berdamping dengan teman yang jahat adalah seperti mendampingi orang yang menggunakan ububan (alat menghembus api), jika engkau tidak terkena hitamnya (daripada percikan api), namun engkau tetap terkena asapnya."

(HR. Abu Daud)


Dalam hadits di atas ini Rasulullah menggambarkan empat jenis manusia dalam penyikapannya terhadap Al-Quran :

Pertama : Mukmin yang selalu membaca Al-Quran

Iman diidentikkan dengan rasa, sedangkan membaca Al-Quran diidentikkan dengan aroma, karena iman lebih melekat kepada seorang Mukmin dari Al-Quran, dimana iman dapat dihasilkan tanpa membaca Al-Quran. Demikian pula rasa biasanya lebih melekat kepada sesuatu dari aroma, terkadang aromanya hilang dan rasanya tetap ada.

Jenis pertama ini akan memiliki aroma yang indah lahir dan batin. Dia diumpamakan bagaikan buah utrujah, rasanya enak dan aromanya wangi semerbak. Seorang yang selalu membaca Al-Quran pasti dia akan merasakan ketenangan, kenyamanan jiwa dan hari-harinya akan selalu menyenangkan. Demikian pula orang yang berada di dekatnya, akan merasakan kenikmatan akan keindahan bacaan orang mukmin tersebut.

Apalagi kalau dia juga ikut mendengarkannya dengan penuh kekhusyu'an, maka dia akan mendapatkan rahmat Allah SWT. Rasulullah pun berdoa agar Al-Quran dijadikan untuk sebagai penyejuk hatinya (rabi'al qalb). Al-Quran pun pada hari kiamat kelak akan memberikan syafa'at kepada orang gemar membacanya.

Diantara hikmah dari dikhususkannya buah utrujah yang memiliki aroma yang enak dan nikmat rasanya dari buah lainnya dari perumpamaan di atas adalah karena kulitnya saja bisa dijadikan obat dan dari bijinya dapat dikelurkan minyak yang memiliki banyak kasiat.

Kedua : Mukmin yang tidak membaca Al-Quran

Orang Mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran maka pada hakikatnya dia telah kehilangan aroma lahir ini. Dia telah kehilangan kenikmatan yang begitu besar. Dia diumpamakan bagaikan buah korma, rasanya enak namun tidak memiliki wangi yang semerbak. Jadi ada sesuatu yang kurang pada diri mukmin tersebut. Bagaimana dia dapat merasakan kenikmatan iman namun Al-Quran jarang dia sentuh atau bisa jadi sama sakali tidak dibacanya, atau dia ingin dijadikan seperti orang yang dibacakan Al-Quran setelah ajal menjemput, seperti kebiasaan sebagian kaum Muslimin yang membacakan Al-Quran kepada orang yang sudah mati?

Ketiga : Munafik yang membaca Al-Quran

Orang munafik yang hakiki adalah orang yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Ada beberapa ciri orang munafik, diantaranya apabila dia berbicara dia berdusta, bila dia berjanji dia ingkari dan apabila dia diberi amanah dia menyalahinya. Apabila ada orang memiliki sifat tersebut dan dalam hatinya dia mengingkari keimanannya kepada Allah SWT maka dia akan termasuk orang munafik yang akan ditempatkan di neraka yang paling bawah (fiddarkil asfali minannar) dan kekal di dalamnya.

Orang munafik dan fasik walaupun membaca Al-
Quran namun mereka tidak dapat mengambil manfaat
darinya, karena mereka orang yg paling jauh dari amalan dan mereka biasanya membaca Al-Quran karena ada sebab selain bertaqarrub dan mengambil manfaatnya.

Orang munafik ini walaupun dia terus berusaha ingin menampakkan keimannya di hadapan manusia maka akan bisa terlihat dari sikap dia terhadap Al-Quran. Walaupun dia membaca Al-Quran tetap saja dia menyembunyikan kekafirannya, maka Rasulullah SAW mengumpamakan dia bagaikan tumbuhan raihanah, aromanya semerbak namun rasanya pahit.

Keempat : Munafik yang tidak membaca Al-Quran

Orang yg berbuat dosa/ munafik yg hanya memiliki keimanan sebatas nama saja dan agama sebatas visual/gambaran semata.

Tilawah Al-Quran baginya hanyalah sekedar amalan zhahir yang hanya lewat kerongkongannya saja tidak lebih dari itu. Jenis manusia yang keempat lebih jelek lahir dan batin. Dia diumpamakan bagaikan buah hanzhala, pahit dan buruk rasanya. Jadi hanya orang bodoh saja yang akan terpedaya oleh penampilannya.


Perumpamaan mendampingi orang yang salih adalah seperti mendampingi pemilik minyak wangi, maksudnya jika kita berteman dengan orang salih kita akan merasakan keimanannya mempengaruhi kita. Saling teringatkan dalam beribadah dan kebaikan. Bahkan walupun kita tak sebaik dia, orang lain yang mengenal kebaikannya akan menganggap kita pun sebaik dia. Itu yang dimaksud dengan sekalipun engkau tidak terkena minyaknya engkau tetap mendapat harumnya.

Perumpamaan berdamping dengan teman yang jahat adalah seperti mendampingi orang yang menggunakan ububan (alat menghembus api), maksudnya keburukan orang itu akan mempengaruhi perilaku kita menjadi tidak baik, tidak sesuai akhlak islami. Walaupun jika kita tidak mengikuti perangai buruknya, orang lain atau masyarakat yang mengetahui keburukannya bisa jadi akan menganggap kita juga buruk karena berteman dengannya. Itu yang dimaksud dengan jika engkau tidak terkena hitamnya (daripada percikan api), namun engkau tetap terkena asapnya.

Teman adalah cerminan diri kita. Jika baik teman kita maka InsyaAllah baiklah kita. Begitupula sebaliknya. Dan Al-Quran dapat jadi teman terbaik kita. Kembali ke Al-Quran maka kembali mengingat Allah, kembali mencintai Allah dan kembali dicintai Allah.

Jadi sekarang apakah diri kita termasuk seperti buah utrujah yaitu Mukmin yang suka dan pandai membaca Al-Quran dan suka mengamalkannya? atau malah termasuk tiga jenis manusia lainnya? Jangan merasa puas dengan hanya menjadi buah tamar. Karena sesungguhnya fadhilah atau keuntungan membaca Al-Quran sungguhlah banyak. Tak hanya menjadi petunjuk dan penenang hati namun akan menjadi penolong di akhirat nanti.

Dari Abu Umamah r.a, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Bacalah oleh kamu Al-Quran, sesungguhnya (Al-Quran) itu datang pada hari qiamat menjadi syafaat kepada pembacanya."

(HR. Muslim)

Semoga Allah menjadikan Al-Quran penerang, penyejuk hati dan penolong kita dan menjadikan lidah kita selalu basah dengan berzikir kepada Allah, Aamiin. Sudahkah membaca Al-Quran hari ini?


Wallahu a'lam bishowab







Sumber :
• Kitab Bahjatun Nazdziriin syarhi Riyadadhis
Shaalihin, Syaikh Salim bin Id Al Hilali. hal; 475. cet
Baerut
• http://knightofislam.blogspot.com/2010_09_01_archive.html
• Teman facebook ku Ust. Ahmad Zaki Al-faqir




4 comments:

Anonymous said...

NICE
(vicktyyap@gmail.com)

ajidcahyadi said...

lumayan non, cuman udah perneh denger dan pernah baca artikel spt ini, tp gpp, it's ok, teruskan kreasinya, coba cari artikel dgn narasi contoh kehidupan nyata spt artikelnya gus Zaki Al Faqir : manfaat membaca Al-Qur'an tanpa tau artinya.
: )

Tia Roozanty said...

Alhamdulillah klo udah pernah baca semoga gak lupa diamalin juga

Abdullah said...

Semoga kita termasuk golongan yang pertama seperti buah Utrujah

Post a Comment

 

My story Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review